Rabu, 15 September 2010

Hepatitis

 A. Pengertian Hepatitis

Hepatitis adalah peradangan pada organ hati ( hepar ) atau dalam istilah orang awam di sebut dengan penyakit kuning.

 B. Etiologi

Dikenal ada 5 kelompok etiologi hepatitis
1.  Hepatitis akibat infeksi virus
  Sebagian besar kasus hepatitis disebabkan oleh bermacam-macam virus hepatitis. Nama-nama virus penyebab hepatitis yang saat ini telah dikenali adalah virus hepatitis A atau VHA, virus hepatitis B atau VHB, virus hepatitis C atau VHC, virus hepatitis D atau VHD, virus hepatitis E atau VHE, virus hepatitis F atau VHF dan virus hepatitis G atau VHG. Sedangkan penyakit hepatitis yang ditimbulkannya disebut sesuai dengan nama virusnya. Di antara ketujuh jenis hepatitis tersebut, hepatitis A, B dan C merupakan jenis hepatitis terbanyak yang sering dijumpai.
2.  Hepatitis akibat komplikasi penyakit lain
       Beberapa penyakit ataupun gangguan metabolisme tubuh dapat menyebabkan komplikasi pada hati.  Malaria yang yerus menerus, Diabetes mellitus, hiperlipidemia (berlebihannya kadar lemak dalam darah) dan obesitas sering menyebabkan penyakit hati. Ketiga kelainan tersebut membebani kerja hati dalam proses metabolisme lemak. Akibat yang biasa timbul adalah kebocoran sel-sel hati yang berlanjut menjadi kerusakan dan peradangan sel hati yang biasa disebut steatohepatitis.
3.   Hepatitis akibat konsumsi alkohol
        Alkohol sangat dapat menyebabkan kerusakan sel-sel hati karena di dalam tubuh, alkohol akan terpecah-pecah menjadi zat-zat kimia lain. Sejumlah zat kimia tersebut bersifat racun yang menyebabkan kerusakan sel-sel hati.
4.   Hepatitis akibat konsumsi obat atau zat kimia
Zat kimia dari obat dapat menimbulkan masalah yang sama dengan reaksi akibat infeksi virus hepatitis. Gejala dapat terdeteksi dalam waktu 2 hingga 6 minggu setelah pemberian obat.  Pada sebagian besar kasus, gejala hepatitis menghilang setelah pemberian obat tersebut dihentikan. Namun beberapa kasus dapat berkembang menjadi masalah hati serius jika kerusakan hati sudah terlanjur parah.
Obat-obatan yang cenderung berinteraksi dengan sel-sel hati antara lain  isoniasid (antibiotik untuk TBC), metildopa (obat anti hipertensi), fenitoin dan asam valproat (obat anti epilepsi) dan parasetamol (pereda demam). Jika dikonsumsi sesuai dosis yang dianjurkan, parasetamol merupakan obat yang aman. Namun jika dikonsumsi secara berlebihan parasetamol dapat menyebabkan kerusakan hati yang cukup parah bahkan kematian. Selain obat-obatan ada beberapa jenis polutan yang dapat merusak sel-sel hati yaitu alfatoksin, arsen, karbon tetraklorida, tembaga dan vinil klorida.
5.      Hepatitis akibat penyakit autoimun
 Hepatitis autoimun terjadi karena adanya gangguan pada sistem kekebalan yang biasanya merupakan kelainan genetik. Sistem kekebalan tubuh justru menyerang sel atau jaringan hati. Selain merupakan kelainan genetik, gangguan ini dapat pula dicetuskan oleh virus ataupun zat kimia tertentu.
C.  Klasifikasi Hepatitis
a.         Hepatitis Viral Akut
            Hepatitis viral memberi suatu spektum  tanda – tanda klinis  dan manisfestasi laboratorium yang luas. Ini dapat berkisar, menurut parahnya penyakit, dari penyakit yang tidak jelas  ( inapparen ), infeksi yang asimtomatik, sampai penyakit yang fulminan. Yang dapat menyebabkan kematian dalam beberapa hari saja.  Kebanyakan pasien hepatitis viral menunjukan  pola penyakit yang khas. pola penyakit yang tidak khas ( atypical pattern )  ditemukan pada sebagian yang kecil saja.
Hepatitis viral akut yang khas
  Hepatitis viral  akut yang sesuai dengan parahnya infeksi dapat di bagi atas  : penyakit yang tidak jelas ( innaparent ), anikterik, dan hepatitis yang ikterik.
Hepatitis yang tidak khas  ( Asimtomatik )
         Istilah hepatitis yang tidak khas tersebut menunjukan pada suatu infeksi yang tidak menimbulkan gejala. 
Hepatitis viral akut yang simtomatik
        Bentuk klinik ini  dapat berupa anikterik atau ikterik.
Hepatitis viral anikterik
        Gejala hepatitis  viral anikterik, pada dasarnya sama dengan gejala hepatitis yang ikterik. Gejala dan perjalanannya secara kualitatif sama, tetapi perjalan lebih singkat dalam banyak kasus.
Hepatitis viral ikterik
        Kebanyakan pasien hepatitis viral ikterik mempunyai gejala. Tingginya hiperbilirubinemia yang dapat menunjukan ikterus secara klinis bervariasi dengan kewaspadaan si pemeriksa, keadaan pemeriksa dan pigmentasi natural penderita. Pada umumnya ikterus pada konjungtiva  baru dapat terdeteksi pada konsentrasi bilirubin dalam serum  ( Hendra Raharja, 2003 ).
b.        Hepatitis virus kronik
       Hepatitis kronik adalah suatu  sindrom patologis yang di sebabkan oleh berbagai macam etiologi, ditandai oleh berbagai tingkat peradangan dan nekrosis pada hati yang berlangsung terus menerus tampa penyembuhan dalam waktu paling sedikit 6 bulan  ( S.A. Abdulrahman, 2003 ).
       Serosis hati merupakan stadium ahkir dari hepatitis kronik dan irifersibel yang ditandai oleh fibrosis yang luas dan menyeluruh pada jaringan hati disertai dengan pembentukan nodulus sehingga gambaran arsitektur  jaringan hati yang normal sukar di kenal lagi ( S.A. Abdulrahman, 2003 ).
Jenis hepatitis kronik
         Pada klasifikasi klasik yaitu klasifikasi secara histopatologis dikenal tiga golongan besar hepatitis kronik yaitu :
1)        Hepatitis kronik persisten
     Ditandai dengan  sebutan sel – sel radang bulat didaerah portal. Arsitektur lobular tetap normal, tidak       ada  atau hanya sedikit fibrosis.
2)        Hepatitis  kronik lobular
Sering pula disebut hepatitis akut berkpanjangan karena perjalanan penyakit lebih dari 3 bulan.  Pada tipe ini ditemukan adanya peradangan dan nekrosis di dalam lobus hati.
3)        Hepatitis kronik aktif
Ditandai oleh adanya sebukan sel – sel radang bulat terutama limfosit  dan sel plasma  didaerah portal yang menyebar  dan mengadakan infiltrasi ke dalam lobus hati.
D.  Patofisiologi Hepatitis
       Virus hepatitis yang menyerang hati menyebabkan peradangan dan infiltrate pada hypatocytes  oleh sel mononukleus. Proses ini dapat menyebabkan degenerasi dan nekrosis sel parenchyrn hati.
       Respon peradangan menyababkan pembengkakan dan memblokir system drainase hati, sehingga terjadi destruksi pada sel hati. Keadaan ini menjadi statis empedu ( biliary ), dan empedu tidak dapat diekskresikan kedalam kantong empedu dan bahkan kedalam usus. Sehingga meningkat dalam darah sebagai hyperbillirubinemia, dalam urine sebagai urobilinogen dan kulit hepatocelluler jaundice..
       Hepatitis terjadi dari yang asyrntomatik sampai dengan timbulnya sakit dengan gejala ringan. Sel hati mengalami renegerasi secara komplit dalam 2 – 3 bulan, lebih gawat bila dengan nekrosis sel hati dan bahkan kematian. Hepatitis dengan sub akut dengan kronis dapat permanen dengan terjadinya gangguan pada fungsi hati. Individu yang dengan kronik akan sebagai karier  penyakit dan resiko berkembang menjadi penyakit kronik hati atau kangker hati.
Ada 7 utama hepatitis dengan nama alphabet. Pertama hepatitis A   ( Infectious hepatitis ) , hepatitis B ( viral hepatitis ), hepatitis C, hepatitis D (delta)  , hepatitis E, hepatitis F dan kemudian Hepatitis G.
E.  Manisfestasi klinik
a
a   a.  Stadium praikterik berlangsung selama 4 – 7 hari. Pasien mengeluh sakit kepala, lemah, anoreksia, mual, muntah, demam, nyeri pada otot, dan nyeri diperut kanan atas. Urine menjadi lebih coklat.  
b.     b.  Stadium ikterik yang berlangsung selama 3 – 6 minggu. Ikterik mula – mula terlihat pada sclera, kemudian pada kulit seluruh tubuh. Keluhan – keluhan berkurang tetapi pasien masih lemah, anoreksia, dan muntah. Tinja mungkin berwarna kelabu atau kuning muda. Hati membesar dan nyeri tekan.         
c.      c.  Stadium pascaikterik ( rekonvalensi ) ikterus mereda, warna urine dan tinja menjadi normal kembali.  
       Gambaran klinis hepatitis virus bervariasi, mulai dari yang tidak merasakan apa – apa atau hanya mempunyai keluhan sedikit saja sampai keadaan yang berat, bahkan koma dan kematian dalam beberapa hari saja .
        Pada golongan hepatitis inapparent, tidak ditemukan gejala. Hanya diketahui bila dilakukan pemeriksaan. Pada hepatitis  anikterik, keluhan sangat ringan dan samar – samar, umumnya anoreksia dan gangguan pencernaan. Pada pemeriksaan LAB ditemukan hiperbilirubinemia ringan dan bilirubinuria. Urine secara makroskopis berwarna kuning tua atau warna teh dan apabila dicocokan akan memperlihatkan busa berwarna kuning kehijauan  .
        Bentuk hepatitis akut yang ikterik paling sering ditemukan didalam klinis. Biasanya jinak  dan akan sembuh dalam waktu kira-kira  8 minggu.                         
        Hampir semua hepatitis fulminan mempunyai proknosis jelek, kematian biasanya terjadi dalam  7 – 8 hari sejak mulai sakit. Pada waktu singkat terjadi gangguan neorologi, dan muntah – muntah yang persisten. Terdapat demam dan ikterus  yang menghebat dalam waktu singkat.  
        Pada hepatitis persisten, tidak terdapat kemajuan dari periode akut dan seluruh perjalanan penyakit . penurunan bilirubin dan transaminase terjadi perlahan – lahan. Pasien masih mengeluh lemah dan cepat lelah, meskipun napsu makan telah membaik. Pekerjaan fisik akan memperburuk hasil pemeriksaan fungsi hati. Golongan ini akan sembuh sempurna dalam waktu antara 1 -2 tahun    ( Arif Mansjoer dkk, 2001 ).
        Ada pula bentuk hepatitis yang sub akut atau submassive hepatic necrosis  yang perjalanan penyakitnya progresif. Pemeriksaan biokimiawi lebih menunjukan tanda – tanda  obtruksi dengan peninggian fosfatase  alkali dan kolesterol dalam serum. Sesudah masa ikterus yang lama, biasanya pasien akan sembuh dalam waktu 12 bulan  ( Arif Mansjoer dkk, 2001 ).


Daftar Pustaka

Mansjoer Arif, dkk. 2001. Kapita Selekta Kedokteran. Edisi III Jilid 2. Jakarta : Medika Aesculapius. Fakultas kedokteran Universitas Indonesia

Burner dan Suddarth. 1998. Keperawatan Medical Bedah Volume IV. jakarta  : EGC