Selasa, 08 Februari 2011

Tumor Ovarium

  1. PENGERTIAN
Tumor ovarium adalah pertumbuhan jaringan yang abnormal pada ovarium yang dimana disebabkan oleh berbagai penyebab.
  1. KLASIFIKASI
Diantara tumor-tumor ovarium ada yang bersifat neoplastik dan ada yang bersifat nonneoplastik. Tentang tumor-tumor neoplastik belum ada klasifikasi yang tidak dapat diterima oleh semua pihak. Hal ini terjadi oleh karena klasifikasi berdasarkan histopatologi atau embriologi belum dapat di berikan secara tuntas berhubung masih kurangnya pengetahuan kita mengenai asal-usul beberapa tumor, dan pula berhubung dengan adanya kemungkinan bahwa tumor-tumor yang sama ternyata mempunyai asal yang berbeda. Maka atas pertimbangan praktis, tumor-tumor neoplaastik dibagi atas tumor jinak dan tumor ganas, dan selanjutnya tumor jinak dibagi dalam tumor kistik dan tumor solid. Tumor neoplastik ganas dibahas dalam bab tumor-tumor ganas pada alat-alat genital.
Di bawah ini tumor-tumor dibagi dalam tumor-tumor nonneoplastik dan tumor-tumor neoplastik jinak, dan selanjutnya tumor-tumor neoplastik jinak dibagi dalam tumor-tumor kistik dan tumor-tumor solid.

Tumor non-neoplastik
  1. tumor akibat radang
termasuk disini adalah abses ovarial, abses tubo-ovarial, dan kista tubo-ovarial. Tumor-tumor ini sudah dibicarakan dalam bab radang dan beberapa penyakit lain pada alat-alat genital.
  1. tumor lain
Ø  kista folikel
Ø  kista korpus luteum
Ø  kista lutein
Ø  kista inklusi germinal
Ø  kista endometrium
Ø  kista stein-Leventhal
    
 tumor neopalstik jinak
  1. kistik
Ø  kistoma ovarii simpleks
Ø  kistadenoma ovarii serosum
Ø  kistadenoma ovarii musinosum
Ø  kista endometroid
Ø  kista dermoid
Di bawah ini di bicarakan dahulu hal-hal yang mengenai tumor ovarium secara umum.
Klinik tumor ovarium
Banyak tumor ovarium tidak menunjukan gejala dan tanda terutama tumor ovarium yang kecil. Sebagian besar gejala dan tanda adalah akibat dari pertumbuhan, aktivitas endokrin, atau komplikasi tumor-tumor tersebut.
AKIBAT PERTUMBUHAN
Adanya tumor di dalam perut bagian bawah biasa menyebabkan pembenjolan perut. Tekanan terhadap alat-alat sekitarnya disebabkan oleh besarnya tumor atau posisinya dalam perut. Misalnya, sebuah kista dermoid yang tidak seberapa besar, tetapi terletak didepan uterus dapat menekan kandung kencing dan dapat menimbulkan gangguan miksi, sedang suatu kista yang lebih besar tetapi terletak bebas rongga perut kadang-kadang hanya menimbulkan rasa berat dalam perut. Selain gangguan miksi, tekanan tumor dapat mengakibatkan obstipasi, edema pada tungka. Pada tumor yang besar dapat terjadi tidak nafsu makan, rasa sesak dan lain-lain.
AKIBAT AKTIVITAS HORMONAL
Pada umumnya tumor ovarium tidak mengubah pola haid, kecuali jika tumor itu sendiri mengeluarkan hormone. Seperti akan di terangkan pada pembicaraan tumor ganas, sebuah tumor sel granulose dapat menimbulkan hipermenorea, dan arhenoblastoma dapat menyebabkan amenorea.
AKIBAT KOMPLIKASI
Perdarahan kedalam kista biasanya terjadi sedikit-sedikit, sehingga berangsur-angsur menyebabkan pembesaran kista, dan hanya menimbulkan gejala-gejala klinik yang minimal. Akan tetapi, kalau perdarahan terjadi sekonyong-konyong dalam jumah yang banyak, akan terjadi distensi cepat dari kista yang menimbulkan nyeri perut mendadak.
Putaran tangkai dapat terjadi pada tumor bertangkai dengan diameter 5 cm atau lebih akan tetapi yang belum amat besar sehingga terbatas gerakannya. Kondisi yang mempermudah terjadinya torsi ialah kehamilan karena pada kehamilan uterus yang membesar dapat mengubah letak tumor, dan karena persalinan dapat terjadi perubahan mendadak dalam rongga perut.
Putaran tangkai menyebabkan gangguan sirkulasi meskipun gangguan ini jarang bersifat total. Adanya putaran tangkai menimbulkan tarikan melalui ligamentum infundibulopelvikum terhadap peritoneium parietale dan ini menimbulkan rasa sakit. Perlu hal ini di perhatikan pada pemeriksaan. Karena vena lebih mudah tertekan, terjadilah pembendungan darah dalam tumor dengan akibat pembesaran tumor dan terjadi perdarahan didalamnya.jika putaran tangkai terus berjalan terus, akan terjadi nekrosis hemoragik dalam tumor, dan jika tidak di ambil tindakan, dapat terjadi robekan dinding kista dengan perdarahan intraabdominal atau peradangan sekunder. Bila putaran tangkai terjadi perlahan-lahan, tumor dapat melekat pada omentum, yang membuat sirkulasi baru untuk tumor parasit atau tumor pengembara.
Infeksi pada tumor terjadi jika dekat pada tumor pada sumber kuman pathogen, seperti appendicitis, divertikulitis, atau salpingitis akuta. Kista dermoid cenderung mengalami peradangan disusul dengan pernanahan.
Robek dinding kista terjadi pada torsi tangkai, akan tetapi dapat pula sebagai akibat trauma, seperti jatuh atau pukulan pada perut, dan lebih sering pada persetubuhan. Kalau kista hanya mengandung cairan serus, rasa nyeri akibat robekan dan iritasi peritoneum, dan menimbulkan rasa nyeri terus-menerus disertai tanda-tanda abdomen akut.
Robekan dinding pada kistadenoma musinosum dapat mengakibatkan implantasi  sel-sel kista pada peritoneum. Sel-sel tersebut mengeluarkan cairan musin yang mengisi rongga perut dan menyebabkan perlekatan-perlekatan dalam rongga perut. Keadaan ini dikenal dengan nama pseudomiksoma peritonei.
Perubahan keganasan dapat terjadi pada bebrapa kista jinak, seperti kistadenoma ovarii musinosum, dan kista dermoid. Oleh sebab itu, setelah tumor-tumor tersebut diangkat pada operasi, perlu dilakukan pemeriksaan mikroskopik yang seksama terhadap kemungkinan perubahan keganasan. Adanya asites dalam hal ini mencucrigakan ; adanya anak sebar (metastasis) memperkuat diagnosis keganasan.
DIAGNOSIS
Apabila pada pemeriksaan ditemukan tumor di rongga perut bagian bawah dan atau di rongga panggul, maka setalah di teliti sifat-sifatnya(besarnya, lokalisasi, permukaan, konsistensi, apakah dapat digerakan atau tidak), perlulah ditentukan jenis tumor tersebut. Pada tumor ovarium biasanya uterus dapat diraba tersebdiri, terpisah dari tumor ; dalam hal ini mioma subserosum atau mioma intraligmenter dapat menimbulkan kesulitan dalam diagnosis. Jika tumor ovarium terletak di garis tengah dalam rongga perut bagian bawah dan tumor itu konsistensinya kistik, perlu dipikirkan adanya kehamilan atau kandungan kencing penuh. Umumnya dengan memikirkan kemungkinan ini, pada pengambilan anamnesis yang cermat dan disertai pemeriksaan tambahan, kemungkinan-kemungkinan ini dapat disingkirkan.
Tumor-tumor bukan dari ovarium yang terletak didaerah pelvis ialah antara lain ginjal ektopik, limpa bertangkai dan tumor dari kolon sigmoideum. Pemeriksaan pielogram intarvena dan pemasukan bubur barium dalam kolon dapat menentukan ada tidaknya kemungkinan itu.
Dinegara-negara berkembang, karena tidak segera di operasi tumor ovarium bias menjadi lebih besar, sehingga mengisi seluruh rongga perut. Dalam hal ini kadang-kadang sukar untuk menentukan apakah pembesaran perut disebabkan oleh tumor atau asites, akan tetapi dengan pemeriksaan yang dilakukan dengan teliti, kesukaran ini biasnya dapat diatasi. Jika terdapat terdapat asites, perlu ditentukan sebab asites. Fibroma ovarii (sindrom meigs) dan tumor oavarium ganas dapat menyebabkan asites, akan tetaoi asites dapat pula disebabkan oleh penyakit lain, seperti sirrosis hepatis.
Apabila sudah ditentukan bahwa tumo yang ditemukan ialah tumor ovarium, maka perlu diketahui apakah tumor ini bersifat neoplastik atau non-neoplastik akibat peradangan umumnya dalam anamnesis menunjukan gejal-gejal kea rah peradangan genital, dan pada pemeriksaan tumor-tumor akibat peradangan tidak dapat digerakan karena perlekatan. Kista non-neoplastik umunya tidak menjadi lebih besar, dan diantaranya pada suatu waktu biasanya menghilangsendiri.
Jika tumor ovarium itu bersifat neoplastik, timbul persoalan apakah tumornya jinak atau ganas. Tidak jarang tentang hal ini tidak dapat diperoleh kepastian sebelum dilakukan operasi, akan tetapi pemeriksan yang cermat dan analisis yang tajam dari gejala-gejala yang ditemukan dapat membantu dalam pembutan diagnosis diferensial.
Metode-metode yang selanjutnya dapat menolong dalam pembuatan diagnosis yang tepat ialah antara lain :
1.      laparoskopi
pemeriksaan ini sangat berguna unutk mengetahui apakah sebuah tumor berasal dari ovarium atau tidak, dan untuk menentukan sifat-sifat tumor itu.
2.      ultrasonografi
dengan pemeriksaan ini dapat ditentukan letak dan batas tumor, apakah tumor ini berasal dari uterus, ovarium, atau kandung kencing, apakah tumor kistik atau solid dan dapat dibedakan pula antara cairan dalam rongga perut yang bebas dan yang tidak.
3.      foto roentgen
pemerikasaan ini berguna untuk menentukan adanya hidrotoraks. Selanjutnya, pada kista dermoid kadang-kadang dapat dilihat adanya gigi dalam tumor. Penggunaan foto roentgen pada pieologram intravena dan pemasukan bubur barium dalam kolon sudah disebut di atas. 
4.      parasentesis
telah disebit fungsi pada asites berguna untuk menentukan sebab asites. Perlu diingatkan bahwa tindakan tersebut dapat mencemarkan kavum peritonei dengan isi kista bila dinding kista tertusuk.

PENANGANAN
Dapat dipakai sebagai prisip bahwa tumor ovarium neoplastik memrlukan operasi dan tumor nonneoplastik tidak. Jika menghadapi tumor ovarium yang tidak memberi gejala/keluhan pada penderita dan yang besarnya tidak melebihi jeruk nipis dengan diameter kurang dari 5 cm, kemungkinan besar tumor tersebut adalah kista folikel atau kista korpus luteum, jadi tumor nonneuoplastik. Tidak jarang tumor-tumor tersebut mengalami pengecilan ssecara spontan dan menghilang, sehingga pada pemeriksaan ulangan setelah beberapa minggu dapat ditemukan ovarium yang kira-kira besarnya normal. Oleh sebab itu, dala hal ini hendaknya diambil sikap menunggu selam 2 sampai 3 bulan, sementara mengadakan pemeriksaan ginekologik berulang. Jika selama waktu observasi dilihat peningkatan dalam pertumbuhan tumor tersebut, kita dapat mengambil kesimpulan bahwa kemungkinan besar tumor itu bersifat neoplastik dan dapat dipertimbangkan satu pengobatan operatif.
Tindakan opersi pada tumor ovarium neoplastik yang tidak ganas ialah pengangkatan tumor dengan mengadakan reseksi pada bagian ovarium yang mengandung tumor. Akan tetapi, jika tumornya besar atau ada komplikasi, perlu dilakukan pengangkatan ovarium, biasanya disertai dengan pengangkatan tuba (salpingo-ooforektomi). Pada saat operasi kedua ovarcium harus diperiksa untuk mengetahui apakah tumor ditemukan pada satu atau pada dua ovarium. Pada opersi tumor ovarium yang diangkat harus segera dibuka, untuk mengetahui apakah ada keganasan atau tidak. Jiak keadaan meragukan, perlu pada waktu operasi dilakukan pemeriksaan sediaan yang dibekukan (frozen section) oleh seorang ahli patologi anatomik untuk mendapat kepastian apakah tumor ganas atau tidak.
Jika terdapat keganasan, operasi yang tepat ialah histerektomi dan salpingoooforektomi bilateral. Akan tetapi, pada wanita mudah yang masih ingin mendapat keturunan dan dengan tingkat keganasan tumor yang rendah (misalnya tumor sel granulosa) dapat di pertanggung jawabkan untuk mengambil risiko dengan melakukan operasi yang tidak seberapa radikal.


DAFTAR ISI

1. Prof. Dr. Sarwono Prawiroharjo, DSOG. 1999. Ilmu Kandungan. Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo : Jakarta.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar